Key Performance Indicator (KPI) merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kinerja suatu proses atau aktivitas.
Dalam dunia marketing, KPI sangat penting untuk mengukur efektivitas strategi pemasaran yang dilakukan. Dengan mengukur KPI, perusahaan dapat mengetahui apakah strategi pemasaran yang dilakukan sudah efektif atau perlu dilakukan perbaikan.
Berikut adalah 12 KPI dalam marketing yang perlu diukur:
KPI Marketing
1. Traffic
Traffic merupakan jumlah pengunjung yang datang ke situs atau toko online. Traffic dapat diukur dengan menggunakan alat seperti Google Analytics.
2. Bounce Rate
Bounce rate merupakan tingkat pengunjung yang meninggalkan situs atau toko online tanpa melakukan aktivitas lain. Bounce rate yang tinggi menunjukkan bahwa pengunjung tidak tertarik dengan konten yang ditawarkan oleh situs atau toko online.
4. Lead Generation
Lead generation merupakan jumlah peluang bisnis yang didapat dari situs atau toko online. Lead generation dapat diukur dengan menggunakan formulir yang dapat diisi oleh pengunjung untuk mendapatkan tawaran atau informasi lebih lanjut.
5. Cost per Lead (CPL)
Cost per lead (CPL) merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan suatu peluang bisnis. CPL dapat dihitung dengan membagi total biaya marketing dengan jumlah lead yang didapat.
6. Conversion Rate
Conversion rate merupakan tingkat pengunjung yang mengkonversi menjadi pelanggan. Conversion rate dapat diukur dengan membagi jumlah pengunjung yang mengkonversi menjadi pelanggan dengan jumlah pengunjung secara keseluruhan.
7. Average Order Value (AOV)
Average order value (AOV) merupakan nilai rata-rata dari setiap transaksi yang dilakukan pelanggan. AOV dapat dihitung dengan membagi total penjualan dengan jumlah transaksi.
8. Customer Lifetime Value (CLV)
Customer lifetime value (CLV) merupakan nilai yang diperkirakan dari pelanggan selama masa terikat dengan perusahaan.
CLV dapat dihitung dengan menggunakan rumus CLV = (rata-rata nilai transaksi per pelanggan) x (jumlah transaksi per pelanggan per tahun) x (masa terikat dengan perusahaan).
9. Cost per Acquisition (CPA)
Cost per acquisition (CPA) merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan satu pelanggan. CPA dapat dihitung dengan membagi total biaya marketing dengan jumlah pelanggan yang didapat.
10. Net Promoter Score (NPS)
Net promoter score (NPS) merupakan skor yang mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan yang ditawarkan.
NPS dapat dihitung dengan menggunakan pertanyaan: “Seberapa kemungkinan Anda akan merekomendasikan produk/layanan ini kepada teman atau keluarga?”. Skor yang diperoleh akan dikategorikan ke dalam tiga kategori, yaitu: detractor, passive, dan promoter.
11. Customer Retention Rate
Customer retention rate merupakan tingkat pelanggan yang terus terikat dengan perusahaan. Customer retention rate dapat dihitung dengan membagi jumlah pelanggan yang terus terikat dengan perusahaan dengan jumlah pelanggan secara keseluruhan.
12. Social Media Engagement
Social media engagement merupakan tingkat interaksi yang terjadi di media sosial. Social media engagement dapat diukur dengan jumlah like, share, atau komentar yang diterima oleh konten di media sosial.
13. Return On Investment (ROI)
Return on investment (ROI) merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh dari investasi yang dilakukan. ROI dapat dihitung dengan membagi keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan.
Dengan mengukur KPI dalam marketing, perusahaan dapat mengetahui apakah strategi pemasaran yang dilakukan sudah efektif atau perlu dilakukan perbaikan.
Selain itu, KPI juga dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan target yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Oleh karena itu, perusahaan yang ingin meningkatkan efektivitas strategi pemasaran harus memahami dan mengukur KPI yang sesuai dengan kebutuhan bisnisnya.